World Book Day Festival 2006
Pada tanggal 2- 5 Maret 2006 lalu diadakan World Book Day Festival bertempat di gedung A Depdiknas Senayan Jakarta. Suasana sejuk begitu terasa karena diluar masih hujan rintik-rintik. Ah, benar-benar membawa kelegaan tersendiri ke dalam ruang Depdiknas yang penuh dengan insan pecinta buku. Acara yang baru pertama kali diadakan ini digagas oleh Forum Indonesia Membaca salah satu komunitas yang peduli pada literasi lokal.
Pagi hari itu, bapak Fuad Hasan mantan Menteri Pedidikan di era Orde Baru yang masih kelihatan segar bugar diberi kehormatan untuk menyampaikan kata sambutan pembukaan World Book Day 2006. Para wartawan jelas nggak akan melewatkan moment ini donk! Mereka begitu antusias memotret mantan Menteri Pendidikan yang kharismatik ini. Tidak hanya bapak Fuad Hassan yang terlihat hadir ada juga penulis novel sekaligus pemimpin redaksi majalah SPICE! mbak Fira Basuki. Ibu muda ini terlihat cantik dengan pakaian serba hitam matching dengan tas manik-maniknya.
Selama empat hari World Book Day 2006 digelar begitu banyak menyajikan acara talkshow dan pameran yang menggugah hati kita untuk mengenal lebih dekat dunia literasi dan juga komunitas literasi yang ada di Indonesia.
Acara ini ditujukan bagi siapa saja termasuk para remaja. Nah, hal ini dapat terlihat dalam talkshow hari ketiga Sabtu,4 Maret 2006 yang mengambil tema : Membaca Itu Asyik!
Acara talkshow yang berlangsung sekitar pukul 1 siang ini didukung oleh Kartu Bebas dari XL. Talkshow seru ini berlangsung di panggung utama World Book Day Festival dan dihadiri oleh para penulis muda berbakat. Para penulis muda ini adalah Sri Izzati penulis novel “Kado untuk Ummi”,Azzimattinur Siregar penulis remaja, Saskia Cokro salah satu pemenang lomba buku teenlit Gramedia dan Endang Rukmana pemenang UNICEF Award for Indonesian Young Writer. Seharusnya sih ada adik kita Faiz sang penyair cilik itu, tapi sayang Faiz tidak bisa hadir karena sakit.
Acara ini sendiri dipandu oleh Firman Venayaksa dari Rumah Dunia ( sekolah alam yang didirikan penulis Gola Gong di Banten). Nah, dari talkshow ini ketahuan deh kalo sang MC bangga banget dengan Sri Izzati atau biasa dipanggil Izzati, sang penulis novel termuda. Prestasi Izzati yang sudah menerbitin buku novel di usia delapan tahun ini telah mencatat rekor MURI lo! Wah, hebat banget kan! Kecil-kecil tapi udah pinter bikin novel. Izzati bilang itu semua berkat kebiasaannya membaca buku. Izzati mengaku terkadang sangking serunya baca buku ia sampai lupa makan dan mandi lo!
Begitu juga dengan Azimattinur Siregar saat masih di kelas 1 SMP ia senang sekali saat ibunya membelikan buku “Memoirs Of Geisha”. Buku berhalaman tebal itu habis dibacanya hanya dalam beberapa hari. Ck..ck..ck! Saskia Cokro malah menganggap membaca buku ibaratnya seperti menyantap makanan enak saja. Saskia sendiri mengaku menulis novel sebagai pelarian dari kejenuhannya kuliah di jurusan arsitektur Trisakti.
Sedangkan Endang Rukmana menyebut dirinya “manusia kamar” karena ia senang berada dikamar untuk membaca buku dan menulis puisi. Walaupun Endang lahir dari keluarga yang serba pas-pasan hal ini tidak menyurutkan tekadnya untuk membaca buku. Berbagai macam pekerjaan dilakoni Endang termasuk bekerja sebagai kuli bangunan.untuk memenuhi kebutuhan hidup. Berkat kerja keras dan hobinya membaca buku inilah yang telah membawa Endang tercatat sebagai mahasiswa UI jurusan Sejarah.
Well,dari talkshow tersebut kita semua jadi tahu donk bahwa membaca itu memang asyik kok! Dan dari membaca buku pula kita dapat membuat perubahan positif yang sangat berarti bagi kepandaian kita. So, jangan mau kalah sama Izzati dkk ya! Ayo budayakan membaca mulai saat ini juga dan seterusnya!
|
